Sabtu, 27 April 2013

berdirinya kujang 1

Seperti sudah disinggung di atas situasi keamanan dalam negeri khususnya di wilayah hukum Kodam VI/Siliwangi setelah pemberontakan G 30 S/PKI, menimbulkan gagasan dikalangan pimpinan Kodam VI/Siliwangi untuk membentuk suatu kesatuan khusus sebagai upaya peningkatan daya gerak dan kemampuan Kesatuan Raider/Tempur yang telah ada. Kesatuan khusus ini, bila sewaktu-waktu dibutuhkan, dapat digerakkan dan dikerahkan ke daerah-daerah yang membutuhkannya, baik di Jawa Barat maupun di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia untuk menegakkan keamanan dan ketertiban. Satuan yang ingin dibentuk ini adalah Brigade Lintas Udara yang terdiri dari 3 Batalyon Raider.Realisasi gagasan ini dimulai dengan dikeluarkannya SKEP Pangdam VI/Sliwangi, Nomor Kep/13-2/2/1966 tanggal 14 Februari 1966 tentang pembentukan Brigade Linud. Berdasarkan Skep tersebut, maka para staf dan perwira di KodamVI/Siliwangi bekerja keras untuk secepatnya mampu menyusun Brigade yang diinginkan tersebut. Setelah melalui proses perencanaan dan pemikiran yang matang, maka melalui SKEP Pangdam VI/Siliwangi Nomor Kep 52-2/5/1966 tanggal 18 Mei 1966 dibentuklah satu Brigade lintas Udara, yang dinamakan Brigade linud 17 Kujang/Siliwangi.Secara resmi pada tanggal 20 Mei 1966, Batalyon Infanteri 305 para /Tengkorak, Batalyon Infanteri 330 Para/Kujang I dan Batalyon Infanteri 328 Para/Kujang II dimasukkan sebagai unsur-unsur Brigade dengan Letkol Infanteri Himawan Soetanto sebagai Danbrigif Linud pertama. 3 Batalyon ini direkrut dengan alasan tersendiri, yakni bahwa Batalyon 305, adalah batalyon tertua dan batalyon yang sangat handal karena batalyon ini pernah menyelamatkan Panji Siliwangi.Batalyon 328 berhasil menumpas gembong DI/TII SM. Kartosuwiryo dan merupakan Batalyon pesrtama yang menyatakan kesetian kepada Pimpinan Angkatan Darat saat itu, serta Batalyon 330 berhasil menumpas pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi. Dan sejak saat itu sebutan Kujang I dan Kujang II untuk Batalyon 330 dan 328 secara resmi dinyatakan dihapus.Mengingat sejarah masing-masing batalyon unsur brigade ini sangat cemerlang di dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa, maka Menpangad Letjen TNI Soeharto berkenan hadir pada hari bersejarah tersebut dan menyerahkan langsung Dhuaja ”sakti Bhudi Bhakti” dalam upacara yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 1966 jam 09.30 di Bandung dan selanjutnya ditetapkan sebagai hari kelahiran Brigade Infanteri Lintas Udara 17.Batalyon-batalyon unsur Brigade ini menggunakan TOP 53-50 (ROI 64). Sedangkan unsur Staf Mabrig dan Detasemen direkrut dari kesatuan-kesatuan organik Kodam dan Catam angkatan kedua tahun 1965 dengan susunan organisasi menurut TOP 52-40. Mengingat batalyon-batalyon ini memiliki kemampuan khusus, maka melalui Surat Telegram Perintah Pangdam VI/Siliwangi Nomor ST/702-3/5/1966, tanggal 31 Mei 1996, diperintahkan kepada segenap prajurit Brigif Linud 17 agar memakai Baret Hijau dan Pisau Komando.Kemudian melalui Sprin Pangdam VI/Siliwangi Nomor Sprin/548-2/8/1966 tanggal 8 Agustus 1966, Brigif Linud 17 Kujang/Siliwangi di-BP-kan ke Pangkostrad untuk mengantisipasi hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan gerak cepat demi upaya taktis pengamanan dalam negeri. Sumber: http://www.brigiflinud-17.org/?page_id=591

Tidak ada komentar:

Posting Komentar